Senin, 03 September 2012

Membangun Nurani Bangsa


Perlunya membangun nurani bangsa
Sumber kerusakan menurut Rasulullah adalah: Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkok. Para sahabat berta Apakah pada saat itu jumlah kami sediit ya Rasulullah? Beliau menjawab Tidak bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn . Mereka berta lagi Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah? beliau menjawab Hubbud du {kecintaan yg amat sangat kepada dunia } dan takut mati . HR Abu Dawud
Gejala bisa kita lihat dari tingkah polah dalam memperebutkan duniawi ini {harta kedudukan kekuasaan popularitas kesenangan duniawi gelar pangkat jabatan yg ditujukan hanya utk kepuasan dunia belaka} tak sedikit orang yg menghalalkan cara-cara tak terpuji sehingga mendzolimi hak-hak orang lain. Bagi yg telah mendapatkan juga melakukan perbuatan yg tak mulia yaitu dgn gemar pamer kemewahan hidup dgn biaya tinggi menjadi jalan kecurigaan dan kedengkian bagi yg lain; dan utk mempertahankan dunia yg dimiliki sering pula melakukan tindakan yg melupakan kepentingan masyarakat. Bagi masyarakat yg ada dalam keterbatasan melihat situasi yg materialistis membuat terbuai angan-angan sehingga melakukan tindakan yg mencoreng harga dirinya.
Pendek kata budaya cinta dunia atau materialistis adl biang masalah yg beranak-pinak dgn kesombongan kemewahan kedengkian keserakahan kezoliman dan bercucu pada permusuhan keinginan utk menghancurkan orang lain dan akibat seperti yg kita rasakan sekarang ini.
Kita harus mulai membangunkan nurani masyarakat dgn cara mensosialiksasikan obat penyembuh yaitu membangun hidup mulia dgn bersahaja hidup proporsional tak berbudaya bersembunyi dibalik topeng duniawi dan hal ini sangat memungkinkan kita lakukan setak dgn empat kunci :

1. Suri tauladan yg nyata
Harus menjadi kesadaran para pemimpin bahwa mereka benar-benar diperhatikan dan ditiru oleh masyarakat. Kita harus membudayakan memilih para pemimpin yg berani hidup bersahaja dan mengutamakan kemampuan memimpin dgn adil dan profesional dibanding dgn orang yg hanya mampu mempertontonkan kedudukan dan kekayaaannya. Nabi Muhammad SAW membangun peradaban dgn menjadi suri tauladan yg nyata. Ini harus menjadi budaya bagi para pemimpin dgn tak menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri. Tidak melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri. Lebih banyak berkata dgn karya dan tauladan nyata daripada hanya berbuat dgn perkataan.
Masyarakat sesungguh sangat tercuri hati kepada para pemimpin yg bisa berbuat banyak namun amat bersahaja dalam hidupnya. Pada saat yg sama masyarakatpun teramat curiga dan dengki kepada para pemimpin yg hidup glamour yg mereka yakini semua itu adl uang rakyat.

2. Pendidikan dan pelatihan juga pembinaan secara sistematis berkesinambungan terhadap masyarakat
Perlu kesadaran dan kesepakatan bersama utk mendidik segala lapisan masyarakat dgn menggunakan seluruh media yg ada utk mengetahui nilai-nilai keutamaan hidup berhati bersih bernurani dan hidup tak materialistis baik lewat pendidikan di sekolah/kampus melalui aneka sinetron film/televisi ataupun radio utk mendampingi pendidikan lewat suri tauladan dari para pemimpin / tokoh panutan masyarakat.
3. Sistem yg kondusif
Kitapun harus bekerja keras utk membangun system dalam bentuk undang-undang aturan-aturan lain yg mendukung perubahan sikap di masyarakat utk tak berjiwa materialistis dan sangat menghargai nilai-nilai kemuliaan ahlak dan moral dgn cara membuat peraturan yg benar- benar adil dan konsisten utk menegakkannya. Nabi Muhammad berlaku adil terhadap siapapun termasuk kepada keluarga sendiri.
Menegakkan supremasi hukum adl bagian kunci yg teramat penting utk membangun harapan di masyarakat bahwa memburu dunia tak dgn cara yg benar akan mendapatkan hukuman yg setimpal. Menegakkan hukum dgn adil tak dgn kebencian dan dendam akan membuat keadilan menjadi sesuatu yg indah dan menjadi tumpuan semua pihak.
Ketidak-seriusan menegakkan sistem yg adil akan mengundang ketidakpuasan dan ini akan mengundang pula aneka masalah yg lbh pelik dan merugikan.
4. Membangun kekuatan ruhiyah
Sebagai orang yg beriman selalu harus kita sadari bahwa kita semua hanya sekedar mahluk yg sangat banyak memiliki keterbatasan danAllah-lah yg Maha Kuasa menolong siapapun yg Dia kehendaki krn Dia-lah yg menggengam segala masalah dan jalan keluarnya.
Laa haulaa walaa quwwata illa billahil aliyil’aziim. Maka harus dicanangkan kebangkitan ruhiyah nasional dgn memotivasi masyarakat utk melakukan kebangkitan ibadah dgn benar lbh intensif. Baik yg fardhu maupun sunah yg tentu diawali dgn suri teladan dari semua tokoh panutan dan difasilitasi baik tempat waktu/kesempatan dan dana agar masyarakat -selain lbh terkendali- juga doa-doa mendatangkan pertolongan Allah seperti yg dijanjikan. Surat at Thalaq ayat 23 menyatakan yg arti Barang siapa yg bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi jalan keluar dari segala urusan dan memberi rezeki dari tempat yg tak disangka-sangka dan barang siapa yg bertawakal niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya. Amatlah tipis harapan kita akan keluar dgn baik dari permasalahan ini tanpa bimbingan Allah krn manusia amatlah terbatas dalam segala tak mampu berbuat apa pun tanpa izin-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar