Perlunya membangun nurani bangsa
Sumber
kerusakan menurut Rasulullah adalah: Dapat diperkirakan bahwa kamu akan
diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap
isi mangkok. Para sahabat berta Apakah pada saat itu jumlah kami sediit ya
Rasulullah? Beliau menjawab Tidak bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali
tetapi seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn . Mereka berta
lagi Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah? beliau menjawab Hubbud du
{kecintaan yg amat sangat kepada dunia } dan takut mati . HR Abu Dawud
Gejala
bisa kita lihat dari tingkah polah dalam memperebutkan duniawi ini {harta
kedudukan kekuasaan popularitas kesenangan duniawi gelar pangkat jabatan yg
ditujukan hanya utk kepuasan dunia belaka} tak sedikit orang yg menghalalkan
cara-cara tak terpuji sehingga mendzolimi hak-hak orang lain. Bagi yg telah
mendapatkan juga melakukan perbuatan yg tak mulia yaitu dgn gemar pamer
kemewahan hidup dgn biaya tinggi menjadi jalan kecurigaan dan kedengkian bagi
yg lain; dan utk mempertahankan dunia yg dimiliki sering pula melakukan
tindakan yg melupakan kepentingan masyarakat. Bagi masyarakat yg ada dalam
keterbatasan melihat situasi yg materialistis membuat terbuai angan-angan
sehingga melakukan tindakan yg mencoreng harga dirinya.
Pendek
kata budaya cinta dunia atau materialistis adl biang masalah yg beranak-pinak
dgn kesombongan kemewahan kedengkian keserakahan kezoliman dan bercucu pada
permusuhan keinginan utk menghancurkan orang lain dan akibat seperti yg kita
rasakan sekarang ini.
Kita
harus mulai membangunkan nurani masyarakat dgn cara mensosialiksasikan obat
penyembuh yaitu membangun hidup mulia dgn bersahaja hidup proporsional tak
berbudaya bersembunyi dibalik topeng duniawi dan hal ini sangat memungkinkan
kita lakukan setak dgn empat kunci :
1. Suri tauladan yg
nyata
Harus menjadi kesadaran para pemimpin
bahwa mereka benar-benar diperhatikan dan ditiru oleh masyarakat. Kita harus
membudayakan memilih para pemimpin yg berani hidup bersahaja dan mengutamakan
kemampuan memimpin dgn adil dan profesional dibanding dgn orang yg hanya mampu
mempertontonkan kedudukan dan kekayaaannya. Nabi Muhammad SAW membangun
peradaban dgn menjadi suri tauladan yg nyata. Ini harus menjadi budaya bagi
para pemimpin dgn tak menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri. Tidak
melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri. Lebih banyak berkata dgn
karya dan tauladan nyata daripada hanya berbuat dgn perkataan.
Masyarakat sesungguh sangat tercuri hati
kepada para pemimpin yg bisa berbuat banyak namun amat bersahaja dalam
hidupnya. Pada saat yg sama masyarakatpun teramat curiga dan dengki kepada para
pemimpin yg hidup glamour yg mereka yakini semua itu adl uang rakyat.
2. Pendidikan dan
pelatihan juga pembinaan secara sistematis berkesinambungan terhadap masyarakat
Perlu kesadaran dan kesepakatan bersama
utk mendidik segala lapisan masyarakat dgn menggunakan seluruh media yg ada utk
mengetahui nilai-nilai keutamaan hidup berhati bersih bernurani dan hidup tak
materialistis baik lewat pendidikan di sekolah/kampus melalui aneka sinetron
film/televisi ataupun radio utk mendampingi pendidikan lewat suri tauladan dari
para pemimpin / tokoh panutan masyarakat.
3. Sistem yg
kondusif
Kitapun harus bekerja
keras utk membangun system dalam bentuk undang-undang aturan-aturan lain yg
mendukung perubahan sikap di masyarakat utk tak berjiwa materialistis dan
sangat menghargai nilai-nilai kemuliaan ahlak dan moral dgn cara membuat
peraturan yg benar- benar adil dan konsisten utk menegakkannya. Nabi Muhammad
berlaku adil terhadap siapapun termasuk kepada keluarga sendiri.
Menegakkan supremasi
hukum adl bagian kunci yg teramat penting utk membangun harapan di masyarakat
bahwa memburu dunia tak dgn cara yg benar akan mendapatkan hukuman yg setimpal.
Menegakkan hukum dgn adil tak dgn kebencian dan dendam akan membuat keadilan
menjadi sesuatu yg indah dan menjadi tumpuan semua pihak.
Ketidak-seriusan menegakkan sistem yg
adil akan mengundang ketidakpuasan dan ini akan mengundang pula aneka masalah
yg lbh pelik dan merugikan.
4. Membangun
kekuatan ruhiyah
Sebagai orang yg
beriman selalu harus kita sadari bahwa kita semua hanya sekedar mahluk yg
sangat banyak memiliki keterbatasan danAllah-lah yg Maha Kuasa menolong
siapapun yg Dia kehendaki krn Dia-lah yg menggengam segala masalah dan jalan
keluarnya.
Laa
haulaa walaa quwwata illa billahil aliyil’aziim. Maka harus dicanangkan
kebangkitan ruhiyah nasional dgn memotivasi masyarakat utk melakukan
kebangkitan ibadah dgn benar lbh intensif. Baik yg fardhu maupun sunah yg tentu
diawali dgn suri teladan dari semua tokoh panutan dan difasilitasi baik tempat
waktu/kesempatan dan dana agar masyarakat -selain lbh terkendali- juga doa-doa
mendatangkan pertolongan Allah seperti yg dijanjikan. Surat at Thalaq ayat 23
menyatakan yg arti Barang siapa yg bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan
memberi jalan keluar dari segala urusan dan memberi rezeki dari tempat yg tak
disangka-sangka dan barang siapa yg bertawakal niscaya akan dicukupi segala
kebutuhannya. Amatlah tipis harapan kita akan keluar dgn baik dari permasalahan
ini tanpa bimbingan Allah krn manusia amatlah terbatas dalam segala tak mampu
berbuat apa pun tanpa izin-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar