Selasa, 07 Agustus 2012

Toleransi dan Pluralisme


Toleransi dan pluralisme


Toleransi antar umat beragama adalah sebuah bingkai yang selalu digembar-gemborkan olek kaum pluralis, dan selalu memojokkan Islam jika terjadi konflik keagamaan yang menjadi issue yang sensitif dalam masyarakat Indonesia, kaum pluralis selalu mengatakan bahwa islam tidak punya Toleransi terhadap agama yang lain di negeri ini, orang Islam merasa superior di Negeri Garuda karena menjadi agama Mayoritas. Padahal dalam kenyataanya Islam adalah agama yang toleran, agama yang penuh kasih sayang yang selalu menghormati antar umat beragama. Bukankah dalam Al-Quran dikatakan bahwa “Bagiku agamaku dan bagimu agamamu” bukankah itu adalah salah satu pengakuan Islam terhadap keberagaman, bahkan Rasulullah sendiri mencotohkan ketika Rasul berzakat dia juga memberikan Zakatnya kepada orang yahudi, ketika ditanya orang yahudi mengapa Rasulullah memberi zakat kepadanya padahal dia bukan seorang muslim, Jawab beliau “Engkau adalah tetanggaku, dan aku wajib memuliakan tetangga”.

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
  • Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
  • Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama.Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama.
  • Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang berbeda-beda

Bukankah dari konsep diatas menunjukkan bahwa hakikatnya semua agama sama dan merupakan jalan keselamatan. Padahal kita ketahui Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa Agama yang paling Benar di sisi Allah adalah Islam (Ali-Imran ayat 19) dan tidak ada jalan keselamatan selain Islam. Hal yang paling berbahaya yang paling ditakutkan oleh penulis dalam artikelnya adalah gagasan pluralisme sulit menjawab pertanyaan yang sangat krusial, yaitu apakah benar-benar mampu memberikan solusi yang ramah terhadap konflik antar agama, sebagaimana yang diklaim oleh para penggagas dan penganjurnya? Atau malah menjadi problem baru dalam fenomena pluralitas keagamaan?